Sumber Gambar : http://www.madaniwallpaper.com/view-republic_of_indonesia_flag-1152x864.html |
Dalam 30 tahun terakhir, dunia menyaksikan bangkitnya imperialisme ekonomi yang dilancarkan negara-negara Barat, negara-negara eks kolonialis, lewat apa yang dinamakan globalisasi. IMF, Bank Dunia (World Bank) dan WTO adalah tiga institusi pilar globalisasi.
Mereka membangun sistem korporatokrasi yang berunsurkan korporasi besar, kekuatan politik pemerintah, lingkaran militer, perbankan dan keuangan internasional, media massa dan kelompok intelektual prokemapanan. Unsur-unsur korporatokrasi itu dapat menerobos ke negara-negara bekembang dengan bantuan elite nasionalnya yang bersedia menjadi komprador atau pelayan kepentingan koporatokrasi. Sementara itu Pax Americana yang memimpikan supremasi atau hegemoni Amerika Serikat telah membonceng proses globalisasi itu.
Sayang sekali, pemerintah dewasa ini malah membawa terbang Indonesia ke posisi subordinasi di bawah korporatokrasi internasional itu. Indonesia tidak mungkin memelihara kemerdekaan, kedaulatan, dan kemandiriannya apabila Indonesia tetap menjadi subordinat kepentingan kapitalis dunia.
Sampai kapankah kita mau berada dan menikmati setiap hela nafas rakyat Indonesia di bawah ketiak korporatokrasi internasional itu? Maka jawabannya adalah PEMUDA nya esok kelak, yang akan memindai dan me repair ulah mental-mental komprador yang tak bertanggung jawab dan miskin hati itu. Dan pemuda itu tidaklah lain adalah koloni mahasiswa yang punya daya dobrak dan framing konstruksi pemikiran yang jernih.
Ruang dan waktu ketika menjadi mahasiswa adalah sebuah media pemilihan, pencarian dan pembelajaran yang total terhadap teori atau keyakinan-keyakinan ideologis. Mahasiswa telah memanifestasikan dirinya sebagai gerakan ideologis sekaligus penisbahan terhadap gerakan idealisme visioner.
“Katakanlah : ‘Hai kaumku, berbuatlah
sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu
akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil
yang baik dari dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak
akan mendapat keberuntungan.”
(Al-An’am : 135)
(Al-An’am : 135)
Dalam gerakan mahasiswa kita mendapatkan potensi-potensi yang dapat dikualifikasikan sebagai modernizing agents. Praduga bahwa dalam kalangan mahasiswa kita semata-mata menemukan transforman sosial berupa label-label penuh amarah, tetapi juga ada kenyataan bahwa dalam gerakan mahasiswa inilah terdapat pahlawan-pahlawan damai yang dalam kegiatan pengabdiannya terutama didorong oleh aspirasi-aspirasi murni dan semangat yang ikhlas.
Dalam kehidupan gerakan mahasiswa terdapat adagium patriotik yang bakal membius semangat juang lebih radikal. Semisal, ungkapan "menentang ketidakadilan dan mengoreksi kepemimpinan yang terbukti korup dan gagal" lebih mengena dalam menggugah semangat juang agar lebih militan dan radikal. Pelbagai cara yang mahasiswa gunakan untuk mendukung dalam melawan kekuasaan, seperti; petisi, unjuk rasa, boikot atau pemogokan, hingga mogok kerja bahkan mogok makan. Dalam konteks perjuangan memakai senjata-senjata yang demikian itu, perjuangan gerakan mahasiswa-jika dibandingkan dengan intelektual profesional-lebih punya keahlian dan efektif, jaringan komunikasi antar mahasiswa lebih aktif (teori snow bowling).
Maka layaklah “Pemuda harus terus bergerak dikampus, berpikir, berdiskusi, merencanakan sampai kepada tahap pelaksanaan suatu ide. Dan semua ini merupakan sarana berlatih bagi seluruh mahasiswa”. “Siapa menanam benih, dialah yang akan menuai hasil”. Semoga para pemuda dan mahasiswa ini dapat memberikan pencerahan bagi INDONESIA yang telah lama menanti perubahan kearah yang lebih baik. Walau tidak terlalu melejit-lejit, namun kita harus berupaya meretas perjuangan, agar hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Insya Allah.
Mari segera berbenah, baik itu dari tataran pemimpinnya untuk membawa ‘singgasana’nya ke bumi. Semoga jalan ini bersih dari kedekilan niat maupun kedekilan cara. Sehingga niat dan pola berpikir dan strategi yang ada didalamnya senantiasa terjaga dari penyimpangan fitrah kepemudaan. Hanya dengan rahmat Allah SWT sajalah perjuangan menata dan merenovasi INDONESIA dari kejumudan yang tidak mashlahat menjadi negeri dengan aroma semerbak wangi nan manis suku bangsanya bisa tercipta.
Terbaharunya kebangkitan suatu bangsa tidak menunggu ketika seluruh masyarakat bangsa itu bangkit dan bergerak tapi 'hanya' menunggu tampilnya sekelompok pemuda yang memiliki kesadaran dan terjaga.
“Di sini madani mulai bercahya
Bangun dan Berdiri Kawan Semua
Marilah mengatur Barisan Kita
Seluruh Pemuda Indonesia”
Kurasa kebangkitan (reviva) tak lama lagi.
Dan orang-orang yang berjuang dalam
(urusan) Kami, niscaya Kami akan tunjukan kepada mereka jalan Kami dan
sesungguhnya Allah SWT beserta orang orang yang berbuat kebaikan.
(Al-Ankabut : 69)
(Al-Ankabut : 69)
Facebook : Izharuddin Kamal
Twitter : @izharuddink
Jejak